12 September 2016

KCR-60, Kapal Cepat Rudal Produksi Dalam Negeri

12 September 2016

KCR-60 KRI Tombak 629 (photo : Liputan6)

KCR-60, Kapal Penjaga Wilayah Indonesia Buatan Dalam Negeri

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sebagai daerah maritim membutuhkan alat transportasi penghubung antarpulau. Terlebih, sebagian besar wilayahnya perlu dijaga, sebab menyangkut masalah batas wilayah, keamanan, dan keutuhan wilayah.

Untuk itu, PT PAL Indonesia sebagai salah satu industri strategis yang dikenal sebagai penghasil kapal-kapal andalan dalam negeri, harus mampu menjawab tantangan keamanan wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari lautan.

Setelah berhasil dengan Fast Patrol Boat 57 atau dikenal sebagai FPB-57, PT PAL kembali ditunjuk pemerintah untuk memproduksi kapal perang bagi TNI AL.

KCR-60 KRI Tombak 629 (photo : BUMN)

Menjawab kebutuhan ini, PT PAL Indonesia meningkatkan inovasi di dunia kapal militer dengan menciptakan Kapal Cepat Rudal 60 (KCR 60), yang merupakan penerus kapal FPB-57. Sebagai informasi, FPB-57 adalah kapal yang dibangun di Jerman dan telah digunakan kurang lebih 15 tahun oleh TNI.

Angka 60 merujuk pada panjang utuh kapal yakni 60 meter. Dengan lebar 8,1 meter, tinggi geladak 4,85 meter, sarat air 2,6 meter, dan berat total 460 ton, kapal ini mampu menampung kru sebanyak 55 orang.

Sebagai armada pengembangan dari FPB-57, KCR-60 memiliki banyak keunggulan dari pendahulunya. Salah satunya adalah segi interior yang sudah sangat modern dan minimalis, walaupun untuk fungsi tempur.

KCR-60 KRI Tombak 629 (photo : mdc)

"Dari awal pembuatan, kami berkomunikasi dengan TNI AL. Kapal apa yang mereka butuhkan. Maka lahirlah KCR-60 ini," ujar Dr. Ir. M. Zaed Yuliadi M.Sc., Kepala Divisi Teknologi PT PAL Indonesia seperti dikutip Sumber Inspirasi Indonesia: 20 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa, terbitan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Sabtu (10/9/2016).

Kandungan lokal KCR-60

Kandungan lokal yang dimiliki armada ini juga cukup besar. Mesin kemudinya dibuat oleh Pindad. Begitu pula dengan pelat-pelat yang digunakan, mebel untuk interior, serta pendingin ruangan. Semuanya sudah memakai produk dalam negeri.

Mesin kapal ini diklaim sangat efisien bahan bakar, namun tetap mampu menghasilkan tenaga sesuai yang diharapkan. Kecepatan maksimalnya mencapai 28 knots.

Sepasang peluncur rudal anti kapal melengkapi KCR-60 (photo : mdc)

KCR-60 juga sudah didesain untuk hentakan senjata. Jadi, ketika menembakkan senjata dari atas kapal, posisinya tetap stabil. Bentuk lambung kapal yang bagus dan stabil, model, serta siluetnya, membuat TNI AL merasa cocok dengan KCR-60 ini.

Meski semua proses produksi dikerjakan di Indonesia, PT PAL tetap mendapat pengawalan dan pengawasan ketat dalam proses produksi oleh Satgas KCR-60 dari TNI AL dan Biro Klasifikasi Indonesia. Karena itu, kualitas dan keamanan KCR-60 bisa terjamin.

Saat ini ada tiga unit KCR-60 yang beroperasi untuk mengamankan laut nusantara, yaitu KRI Halasan-630 untuk armada wilayah barat, serta KRI Sampari-628 dan KRI Tombak-629 untuk armada wilayah timur. Kapal ini diharapkan dapat memperkuat armada kapal Indonesia.

12 komentar:

  1. Pak ini udah cukup bagus utk patroli kepulauan kecil...ini ada lah fast missle gun boat...bertujuan utk hit n scoot d sela sela pulau kecil..harus d perbnykkan lgi pak

    BalasHapus
  2. Kapal perang engak semesti nya yg canggih dari buatan eropa atau amerika...yg penting taktik perang nya loh..walau tongkang sekali pon klu pintar taktik perang wah d segani lawan loh

    BalasHapus
  3. Klaimnya semua buatan dalam negeri, emang Indonesia sdh bisa bikin mesin diesel serta avioniknya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Elektronik mas. Klo avionik itu pesawat punya. Harap maklum ya mas.

      Hapus
    2. Mas mikail nggak baca teliti karena rendah diri sebagai anak bangsa dan kurang pengetahuan, di artikel sudah dituliskan tidak semuanya buatan dalam negeri tapi kandungan lokalnya cukup besar. Di luar konteks nih mas mikail, Indonesia itu sudah mampu buat avionik pesawat (PT.Info Global). Coba tolong ditambah wawasan pengetahuannya ya......

      Hapus
    3. Maksudnya sistem navigasi kali yaa...
      PT.LEN udah mampu bikin broooo
      Tinggal pemerintahnya saja mau pake produknya LEN atau tidak.
      CMS (combat management system) LEN juga udah bisa bikin broooo...
      Lah kalau pemerintahnya gak pakek produknya masak harus maksa... yaa toh... ya toh...

      Hapus
    4. betul mikhail, lebih tepatnya bukan produksi dalam negeri, tapi KAROSERI

      Hapus
  4. Kandungan lokal yang dimiliki armada ini juga cukup besar. Mesin kemudinya dibuat oleh Pindad. Begitu pula dengan pelat-pelat yang digunakan, mebel untuk interior, serta pendingin ruangan. Semuanya sudah memakai produk dalam negeri.

    Yg namanya lokal itu ya mesti buatan dlm negeri lah.

    Dan sy tdk rendah diri sbg bangsa, namun anda jg hrs tau bahwa sumber maupun media sering kali berlebihan, retorika itu jg perlu, namun untuk menjadi maju kita hrs jujur pd diri sendiri. Anda taurus 13, pernahkah anda datang sendiri ke sumbernya??? Sehingga anda merasa lebih pandai?

    Kecuali anda seorang teknisi alat militer atau pelaku litbang militer.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iye deh ape kate ente aje ye cecep gorbacep, wkwkwk

      Hapus
  5. Banyak orang di Internet yang lebih mementingkan egonya daripada pengetahuan yang didapat.

    Memberikan komentar dengan ego tinggi akan memicu kritik yang nyelekit.

    Yuk memulai berkomentar dengan lebih baik.

    BalasHapus
  6. Hemm ...rezim yg kita pilih gak NENDANG BROO ...projeck kcr terus , jauh dari harapan bangsa besar .

    BalasHapus